Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 02:27:29【Kabar Kuliner】790 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(9411)
Sebelumnya: Jepang lanjutkan ekspor makanan laut ke China setelah larangan dicabut
Selanjutnya: 368 siswa SDN 5 Mataram terima MBG
Artikel Terkait
- Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
- Pemkot Bandung salurkan bantuan bagi warga terdampak puting beliung
- Kemnaker mulai buka pendaftaran peserta Magang Nasional Batch 2
- SPPG diingatkan olah limbah MBG dengan baik, jangan cemari lingkungan
- KPK tangkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam OTT
- SPPG Mabes Polri di Rejang Lebong Bengkulu jamin keamanan pangan MBG
- Jarang diketahui, ini deretan khasiat bawang putih bagi tubuh
- Pedagang pasar Legi Parakan gelar kirab seratus tumpeng
- 526 rumah di Pandeglang terdampak banjir luapan sungai Ciliman
- Pemkot Bandung salurkan bantuan bagi warga terdampak puting beliung
Resep Populer
Rekomendasi

Tokopedia dan TikTok Shop komitmen dorong pertumbuhan ekonomi digital

Sulsel proyeksikan surplus beras 2 juta ton di 2025

PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan

Jangan sepelekan campak, pahami gejala hingga pencegahan yang tepat

5 makanan sehat ala Jepang, benarkah jadi resep umur panjang?

16 spesies burung migran terpantau tiba di NTB

Polda Kepri periksa tujuh ABK Kapal Shing Xing dalam dugaan TPPO

Singapura tarik produk kismis usai ditemukan alergen